Malam ini Saya mencoba membagi dengan kita semua tentang bagaimana upaya memerbaiki Sumber Daya Aparatur. Sekali lagi mungkin tidak akan dapat dijadikan referensi yang benar-benar pas komplit, namun setidaknya upaya ini dapat dijadikan sebagai model atau pendekatan perihal memerbaiki sumber daya aparatur. Perbaikan aparatur tentu saja berkaitan dengan kinerja yang bersangkutan, disebabkan kinerja aparatur sangat mencerminkan kinerja organisasi. Semakin baik kinerja aparatur pemerintah kita, maka diyakini kinerja organisasi pemerintah akan lebih baik.
Oke, para Blogger dan pengunjung fitra blog sekalian, berikut akan Saya coba ulas terkait memerbaiki sebagai hasil evaluasi terhadap kinerja aparatur.
Oke, para Blogger dan pengunjung fitra blog sekalian, berikut akan Saya coba ulas terkait memerbaiki sebagai hasil evaluasi terhadap kinerja aparatur.
Aparatur negara yang dalam hal ini diwakili oleh pegawai negeri sipil
(PNS) yang diharapkan menjadi inisiator, motivator dan dinamisator dalam
kondisi saat ini, berkinerja buruk sehingga belum mampu mengemban amanah yang
dipikulkan dan belum mampu memenuhi sebagian besar tuntutan kebutuhan pelayanan
masyarakat. Padahal pegawai negeri sipil dituntut untuk bertindak profesional
dengan bekerja berdasarkan nilai-nilai kejujuran, kebenaran, dan disiplin serta
nilai keadilan dalam mengimplementasikan berbagai kebijakan publik. Secara umum sumber daya aparatur dimulai dari
perencanaan kebutuhan pegawai, pengangkatan (recruitment), penempatan,
penggajian, pengembangan, dan pemensiunan. Tahapan tersebut seperti tampak pada siklus dibawah ini :
Gambar 1 : Siklus Manajemen Sumber Daya Aparatur
Uraian singkat dari gambar 1 tersebut di atas adalah bagaimana Kebutuhan akan PNS harus didasari
alasan-alasan rasional yang dimulai dengan: (1) memperhatikan dan memetakan kewenangan yang dimiliki oleh
tiap level pemerintahan. (2) Kebutuhan masyarakat akan pelayanan; (3)
menentukan jenis pekerjaan yang harus ditangani oleh pemerintah. Inventarisasi
jenis pekerjaan yang harus ditangani oleh pemerintah penting dilakukan agar
pemerintah hanya menerima pegawai sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditangani
pemerintah. Kita pahami bahwa tidak semua jenis kebutuhan pelayanan masyarakat
harus dipenuhi atau didapat melalui pelayanan
langsung dari pemerintah. Sebagian kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi
oleh pihak swasta atau oleh masyarakat itu sendiri tanpa perlu bantuan
pemerintah.
Jika dikaitkan dengan proses manajemen kinerja siklus ini akan menjadi salah satu pendekatan yang
cukup baik untuk diterapkan di dalam kementerian/lembaga aparatur pemerintah
saat ini, bagaimana peran kompetensi pegawai cukup diperhatikan, hal ini
terlihat dari adanya komponen jenis pekerjaan yang sesuai. Artinya setiap PNS
yang dipekerjakan benar-benar merupakan aparatur yang memiliki kompetensi yang
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh organisasi. Ada beberapa persyaratan yang
dapat diterapkan sehubungan dengan upaya peningkatan kinerja aparatur jika
dilihat dari siklus di atas, yaitu sebagai berikut :
1. Proyeksi
kebutuhan aparatur negara direncanakan dengan baik
2. Penentuan kompetensi pekerjaan juga harus jelas
3. Proses reqruitmen yang berorientasi pada kompetensi yang ditetapkan
4. Penempatan aparatur yang tepat, dimana pekerjaan tepat untuk orang yang tepat
5. Sistem penggajian yang sesuai
6. Pengembangan aparatur bagi peningkatan kinerja organisasi dan menghadapi perubahan
7. Sistem pensiunan tanpa menimbulkan rasa takut yang berdampak pada psikologis aparatur,
ada jaminan yang benar-benar menjamin haru tua mereka.
Prasyarat ini secara langsung akan memberikan pengaruh yang cukup besar bagi organisasi untuk dapat
mewujudkan tujuan pelayanan prima, dan begitu juga terhadap upaya perbaikan akan
mudah dilakukan karena cakupannya yang sederhana. Tetapi konstribusinya akan
sangat menentukan organisasi pemerintah dalam melakukan peningkatan dan
perbaikan kinerjanya.
Tantangan dan Hambatan
Tantangan sekaligus dapat menjadi hambatan dalam perbaikan kinerja adalah kemampuan organisasi dalam
memadukan pendekatan manajemen kinerja, apabila pendekatan dapat menyatukan
pendekatan manajemen kinerja, maka dapat merubah perilaku orang. Dalam konsep
ini pekerja difokuskan pada produktivitas, daya saing tinggi, dan penekanan biaya serta memerbaiki
keuntungan. Ada upaya menciptakan organisasi yang di dorong oleh kinerja (performance-driven
organization) dengan memahami bahwa pendekatan manajemen kinerja sebagai
proses dinamis dan berwawasan kinerja. Berikut jenis tantangan dan sekaligus
hambatan bagi organisasi jika tidak ditangani dengan benar, antara lain :
1. Adanya Bias structural terhadap Manajemen kinerja, yaitu adanya perbedaan antara
orientasi, pokus, dan bagian dalam sebuah organisasi. Ketiganya seringkali
tidak ditemukan benchmarking sebagai pelaku manajemen kinerja terhadap
seluruh organisasi. untuk mengatasi masalah ini kita harus mengenal keseluruhan
isi organisasi.
2. Terjadinya Mising Linkages, yaitu terputusnya hubungan antara orientasi, focus organisasi
dengan bagian-bagian dalam organisasi. terputusnya hubungan tersebut dapat
menyebabkan terganggunya proses manajemen kinerja. Oleh karena untuk mendorong
kinerja organisasi perlu mengomunikasikan strategic objectives secara
menyeluruh, tersedianya budgets yang memadai, penyesuaian untuk masa
depan, adanya keselerasan antara hasil kerja HR dengan finance yang sudah
dikorbankan, kesesuaian pembayaran kinerja yang dihasilkan
3. Rencana tindak tidak menjadi performance-driven organization, akibat dari
kurangnya komitmen dan pemahaman konsep, advokasi dan kepemimpinan manajemen
kinerja pada tingkatan atas organisasi. dikarenakan komunikasi yang tidak
intensif dan kurangnya penguatan konsep pada stakeholders organisasi. Untuk
mengatasi masalah ini, manajemen puncak perlu menjaga komitmen dengan melakukan
komunikasi secara intensif dan melakukan penguatan konsep pada pekerja,
stakeholders, pemilik proses, pelanggan, pemasok dan mitra. Manajemen kinerja
merupakan strategi dan konsep besar, tetapi juga harus dipahami tentang taktik
untuk mendorong kinerja.
Kesimpulan
Rendahnya kinerja pemerintah yang ditunjukan oleh rendahnya kinerja sebagian besar kementerian/lembaga pada
saat ini disebabkan oleh proses manajemen kinerja pada masing-masing unit kerja
belum berjalan dengan baik. Proses perencanaan yang kurang matang akibat tidak
adanya dukungan professional SDM yang handal menyebabkan rencana strategis
tidak dapat direalisasikan dengan baik. Selanjutnya tahapan pelaksanaan (action)
juga akan terkendala, akibat rencana yang telah ditetapkan sulit dipahami dan
diaplikasikan. Jadi antara kedua proses manajemen kinerja tersebut satu sama
lain tidak saling mendukung.
Apabila dilihat capaiannya, maka kondisi semakin sulit akibat capaian yang diperoleh tidak dapat diketahui
secara pasti dikarenakan tipe ukuran yang dugunakan untuk mengukur kinerja
belum tersedia, begitu juga ketika melakukan tahap evaluasi kinerja, metode
evaluasi terkadang belum mampu memberikan manfaat bagi organisasi sehingga akan
menjadikan suatu simpulan yang kurang diperhatikan. Semua kondisi ini
mengakibatkan kinerja organisasi pemerintah menjadi rendah. Dengan rendahnya
kinerja pemerintah, maka dampak pelayanan terhadap masyarakat pasti tidak akan
dapat memuaskan.
Menyikapi masalah ini, maka diperlukan perbaikan kinerja organisasi pemerintah. Perbaikan kinerja
organisasi hanya dapat dilakukan melalui factor-faktor yang mempengaruhi
kinerja organisasi, seperti yang paling prinsif yaitu kinerja aparaturnya.
Dalam memerbaiki kinerja aparatur diperlukan suatu pendekatan dan
tahapan-tahapan, dimana tahapan-tahapan tersebut mulai dari rencana kebutuhan
dan reqruitment baru aparatur hingga proses pengembangan dan pensiunan. Semua
harus dapat diperbaiki oleh masing-masing kementerian/lembaga pemerintah yang
dalam hal ini adalah kementerian pendayagunaan aparatur negara dan reformasi
birokrasi.
Perbaikan dapat dilakukan dengan memerbaiki kinerja aparatur yang ada saat ini dengan berbagai macam
penguatan dan tata kelola kinerja terhadap SDM yang tersedia, juga dapat
dilakukan dengan memerbaiki mengenai kebutuhan proyeksi dan penyiapan aparatur
dimasa yang akan datang. Diasumsikan bahwa, dengan memerbaiki kinerja aparatur pemerintah
maka akan memerbaiki kinerja organisasi pemerintah, dan dengan baiknya kinerja
organisasi pemerintah, maka baik pula kinerja pemerintah secara keseluruhan.
Dalam memerbaiki kinerja organisasi dan individu tentu akan dihadapkan pada tantangan dan hambatan, untuk
mengatasi hambatan dan agar menjadi suatu peluang bagi organisasi manajemen
puncak harus mampu dan memahami secara baik keseluruhan yang terjadi dalam
organisasi, meningkatkan dan menjaga hubungan antara organisasi dan orang di
dalamnya, serta menjaga komitmen dan pemahaman konsep kepemimpinan dalam
manajemen kinerja melalui komunikasi yang intensif terhadap pekerja dan stakeholders
dalam mendorong kinerja organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Lepawsky, Albert. 1960. Administration, New York.
Mahmudi, 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Wibowo. 2011, Manajemen Kinerja, Jakarta : Rajawali Pers
No comments:
Post a Comment
Tinggalkan komentar