Selamat Datang di Fitra Blog Sharing Informasi Seputar Kehidupan dan Sains Semoga bermanfaat, terima kasih

Wednesday 20 November 2013

Siapa Sebenarnya Edward Snowden

Salam Blogger !

Kali ini Saya mencoba share tentang sosok Edward Snowden.

Menurut Wikipedia Edward Joseph Snowden yang lahir, tanggal 21 Juni 1983 adalah mantan kontraktor teknik Amerika Serikat dan karyawan Central Intelligence Agency (CIA) yang menjadi kontraktor untuk National Security Agency (NSA) sebelum membocorkan informasi program mata-mata rahasia NSA kepada pers. Snowden membocorkan informasi rahasia seputar program-progam NSA yang sangat rahasia seperti PRISM kepada The Guardian dan The Washington Post pada Juni 2013. 


Snowden mengatakan bahwa pembocoran PRISM dan perintah FISA terkait dengan aksi pengambilan data oleh NSA bertujuan mengungkapkan apa yang ia yakini sebagai tindakan berlebihan oleh pemerintah untuk memantau aktivitas warga Amerika Serikat. Skandal Snowden telah menyebabkan hubungan luar negeri Amerika Serikat dengan beberapa negara di Eropa seperti Prancis dan Jerman menjadi terganggu. Saat ini, Russia memberikan perlindungan suaka kepada Snowden dengan catatan Snowden tidak akan lagi bergerak untuk "menyakiti" Amerika Serikat.

Aksi mata-mata oleh Amerika dan sekutunya tentu memiliki tujuan dan kepentingan terkait klaim negara adidaya tersebut sebagai polisi dunia. Kontan saja, perbuatan Snowden sangat merugikan negara tersebut dan Snowden pun menjadi orang yang paling diburu oleh Amerika dan sekutunya. 

Snowden bukan tanpa alasan melakukan semua ini, Snowden membeberkan pengakuannya kepada harian terkemuka Inggris, The Guardian, Minggu (9/6). “Motif saya membocorkan rahasia tersebut adalah memberi tahu publik bahwa ada penyadapan seperti itu. Saya bersedia berkorban karena hati saya menolak tindakan pemerintah Amerika Serikat yang melanggar privasi, kebebasan berinternet, dan hak kemerdekaan mendasar seseorang di muka bumi ini,” tutur Snowden. 

Dia mengatakan pemerintah Amerika Serikat mempunyai sebuah gedung rahasia yang di dalamnya sejumlah orang bekerja menyadap telepon dan lalu lintas data warga AS. Melalui program NSA, aparat intelijen dengan leluasa memantau aktivitas seseorang melalui telepon maupun pengiriman data. 

Selanjutnya, seperti dikutip dari Koran the Washington Post dan harian Inggris The Guardian mempublikasikan identitasnya, Minggu (9/6). Snowden memberikan dokumen-dokumen yang dicurinya kepada kedua harian tersebut. “Saya tak ingin hidup di satu masyarakat yang melakukan hal seperti ini... Saya tak ingin hidup di dunia di mana segala sesuatunya yang saya kerjakan dan katakan direkam. Itu bukanlah sesuatu yang saya ingin dukung atau berada di bawahnya,” ujar pria tersebut kepada The Guardian, yang mempublikasikan wawancara video dengannya di laman mereka.

“NSA telah membangun infrastruktur yang mengizinkan untuk menyadap hampir segalanya. Dengan kemampuan ini, sebagian besar komunikasi manusia secara otomatis ditelan tanpa sasaran,” papar Snowden. “Jika saya ingin melihat surat elektronik Anda atau telepon istri Anda, apa yang saya lakukan adalah menyadap. Saya dapat surat elektronik Anda, kata sandi, catatan telepon, kartu kredit.”

Persoalan spionase menjadi sangat rumit, aksi Penyadapan (Spionase) merupakan aksi pelanggaran terhadap konvensi Internasional. Penyadapan tidak hanya merugikan, namun juga melanggar HAM dan privacy seseorang. Hal ini sangat miris, sebagai negara yang selalu mengagungkan Demokrasi, Amerika pada dasarnya telah melanggar hak asasi seseorang dimana hak ini menjadi simbol kehidupan demokratisasi sejak lama.

Dalam kasus Snowden ini, belakangan Indonesia menjadi salah satu korban penyadapan yang dilakukan oleh Australia terhadap Presiden SBY. Penyadapan juga ditujukan bagi pejabat dan orang dekat SBY. Mereka adalah istri SBY, Ani Yudhoyono, Wapres Boediono, mantan Wapres Jusuf Kalla, Jubir Presiden Dino Patti Djalal dan Andi Mallarangeng, Mensesneg Hatta Rajasa, Menko Ekuin Sri Mulyani, Menko Polhukam Widodo AS, dan Menteri BUMN Sofyan Djalil tahun 2009. Atas terungkapnya aksi penyadapan ini, Indonesia telah melakukan tindakan tegas dengan menarik Dubesnya dari Australia dan meningkatkan ancaman terhadap Australia. 

Masih sangat jelas betapa mesranya PM Australia dengan Presiden SBY baru-baru ini dalam kunjungan perdana PM Australia ke Indonesia. Namun, kini hubungan luar negeri kedua negara kembali memanas disebabkan PM Australia enggan meminta maaf atas perlakuan ini, walaupun sejujurnya mereka sangat memahami kemurkaan Indonesia. Kita hanya menunggu, sebagai warga negara yang baik tentu akan mendukung segala langkah dan upaya pemerintah terkait masalah spionase ini dengan menjaga sikap dan perbuatan serta tidak melakukan hal-hal yang justeru membebani pikiran pemerintah. 

Demikian, sekilas Edward Snowden.

Dirangkum dari berbagai Sumber diinternet. Tgl 20/11/2013 pkl. 11.51 WIB.

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan komentar